Resensi Novel Love, Edelweiss, and Me

Judul  Novel                : Love, Edeweiss, and Me
Penulis                         : Monica Anggen
Penyunting                  : D. Mulyani dan Adrian R. Nugraha
Penerbit                       : Rumah Kreasi
Penata Letak               : Ads Studio
Pendesain Sampul       : Ads Studio
No. ISBN                    : 9786027517271
Tanggal Terrbit            : November 2012
Jumlah Halaman          : 286
Jenis Cover                  : Soft Cover
Dimensi(L x P)            : 13x19 cm
Kategori                      : Romance
Text Bahasa                : Indonesia
Harga Buku                 : Rp 40.000

Resensi Novel :
Novel ini menceritakan tentang seorang remaja perempuan bernama Sasa yang sangat sedih dan putus asa karena kematian pacarnya Ari. Sejak kejadian yang menimpa kekasihnya tersebut, seluruh tenaga dan pikirannya hanya tertuju pada kesedihan akan kehilangan Ari, sehingga sikapnya menjadi dingin dan seakan tidak memberi kesempatan pada lelaki manapun untuk mendekat ataupun singgah dihatinya. Sudah enam bulan lamanya semenjak kepergian Ari, namun hidup Sasa selalu dihantui dan dibayang-bayangi oleh kisah cintanya dengan Ari. Dan setiap ia memejamkan matanya, mimpi tentang Ari selalu saja mengganggunya, hal itu membuat Sasa semakin tak kuat dan sering kali memilih terjaga disaat semua orang tengah tertidur lelap. Bagaimana tidak, laki-laki yang sangat dicintainya itu tiba-tiba saja pergi meninggalkannya untuk se;amanya, tentu tidaklah mudah bagi Sasa untuk melewati hari-harinya selanjutnya. Namun Sasa memiliki sahabat yaitu Keyla dan adiknya Dewa yang masih duduk di banku kelas 3 SMA, mereka selalu ada untuk menghibur Sasa. Sasa adalah seorang mahasiswa jurusan arsitektur. Ada beberapa teman-temannya di kampus yang tertarik padanya, namuan ada dua orang yang begitu menunjukkan rasa sukanya pada Sasa, yaitu Rudi dan Billy. Billy menunjukkan rasa cintanya dengan cara yang salah, bisa dibilang sedikit lebih kasar dan kurang diterima oleh Sasa. Sedangkan Rudi menunjukkan cintanya dengan lebih baik. Rudi lebih mendapatkan trik untuk memenangkan Sasa dibandingkan Billy. Rudi tidak memaksa Sasa untuk jatuh cinta padanya, tapi dia akan terus mencoba untuk menyembuhkan Sasa dari sikap dingin dan luka yang selama ini sudah membuatnya terpuruk. Dan Rudi memberikan sedikit warna lagi di kehidupan Sasa.
Suatu ketika Sasa mendapat tugas kelompok dari dosennya untuk merancang proyek perumahan dengan gaya arsitektur yang tidak biasa, dan ia sekelompok dengan Rudi dan Billy. Mereka memutuskan untuk mengamati rumah-rumah disekitaran gunung Bromo untuk mencari referensi terkait dengan tugas mereka. Saat di gunung Bromo, Rudi memberikan Sasa bunga Edelweiss dengan maksud untuk menyembuhkan traumanya. Namun sebaliknya, hal itu justru mengingatkan Sasa pada Ari. Ia sangat histeris sampai akhirnya terjatuh di kawah gunung Bromo dan dilarikan ke rumah sakit. Saat dirumah sakit, ternyata Sasa bertemu dengan Ari. Ada suatu kenyataan yang terungkap, bahwa Ari masih hidup. Saat Ari diambang kematian karena obat-obat terlarang, dokter di Indonesia menyerah. Tetapi orang tua Ari tidak mau menyerah, mereka membawa Ari ke luar negeri untuk berobat dan Ari sembuh.
Dan kenyataannya, Sasa masih sangat mencintai Ari. Rudi sudah mendengar bahwa Sasa masih mencintai Ari. Walaupun berat dan tidak rela, tapi ia tidak bisa mencegah Sasa untuk memilih Ari. Namun ia tidak akan pernah melepaskan cintanya, ia akan terus menyayangi Sasa walau sakit sekalipun. Novel ini bercerita tentang keabadian cinta baik antara Sasa, Ari maupun Rudi.
           
            Kelebihan dan Kekurangan :
Kelebihan dari novel ini terlihat pada desain font dan judul babnya yang sangat menarik dan tidak menyakitkan mata saat membacanya. Dari segi kertas dan sampulnya pun juga cukup bagus dan tidak mudah robek saat membolak-balikkannya ketika membaca. Sedangkan kekurangannya mungkin terletak pada gambar covernya yang tidak nyambung dengan jalan cerita novel tersebut.

            Pendapat Mengenai Novel :

Novel ini bisa membuat si pembaca terkadang meneteskan air mata akan ceritanya. Namun menurut saya endingnya kurang bagus karena Rudi tidak bisa move on dan malah terus mencintai Sasa walau dengan rasa sakit. Namun novel ini juga memberikan hal positif pada si pembaca tentang perjuangan akan cinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinnamoroll

Demand Paging